Pada 2 September 2019, tim modul Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan mengadakan pertemuan dengan rumah sakit jejaring pendidikan. Pertemuan ini difasilitasi oleh Academic Health System (AHS) UI dan diselenggarakan di ruang Senat Akademik Fakultas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Pertemuan ini dihadiri oleh dekan FKUI sekaligus koordinator AHS UI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, wakil koordinator AHS UI, dan perwakilan dari rumah sakit jejaring AHS-UI dan rumah sakit umum daerah (RSUD) dalam lingkup AHS-DKI Jakarta.

Interprofessional collaborative practice merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan yang mumpuni. Sejak tahun 2015, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia memiliki program interprofessional education (IPE) and collaboration bagi mahasiswa RIK UI di tahap klinik, melalui modul pembelajaran Kolaborasi dan Kerjasama Tim Kesehatan II. Modul ini diselenggarakan untuk mahasiswa tingkat akhir dari lima fakultas dalam lingkup RIK yaitu Kedokteran, Kedokteran Gigi, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan dan Farmasi.

Salah satu aktivitas mahasiswa dalam modul ini yang akan coba diterapkan pada tahun 2019 adalah kerja lapangan di wahana pelayanan kesehatan. Mahasiswa akan melakukan kunjungan dan observasi kasus, serta wawancara berbagai profesi kesehatan dalam unit pelayanan di rumah sakit. Setiap kelompok mahasiswa juga diatur agar terdiri atas mahasiswa dari fakultas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, AHS UI memfasilitasi pertemuan tim modul dengan perwakilan dari berbagai rumah sakit. “Saat ini sudah eranya untuk berkolaborasi. Sebenarnya selama ini sudah ada kolaborasi berjalan dengan alamiah, tetapi tidak biasa kita sebut kolaborasi” ujar Prof. Ari.

Perwakilan dari tim modul yaitu dr. Diantha Soemantri, MMedEd, PhD memberikan pemaparan mengenai gambaran kegiatan dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai usulan pemetaan mahasiswa, kualifikasi pembimbing, dan usulan unit-unit yang dapat terlibat dalam pelaksanaan modul sesuai dengan ciri khas dan kelebihan masing-masing rumah sakit. Usulan ini disambut dengan baik oleh para perwakilan rumah sakit yang menyatakan siap menerima mahasiswa-mahasiswa RIK UI. Selain itu, disepakati pula akan diadakan pertemuan lanjutan antara pembimbing yang ditunjuk oleh rumah sakit dengan tim modul untuk pembahasan teknis lebih dalam. Diharapkan, pelaksanaan modul ini dapat memberikan manfaat positif untuk mahasiswa. Harapannya, modul ini juga akan semakin berkembang karena masih sedikit universitas di Indonesia yang menjalankan IPE.