Kabar menggembirakan datang lagi dari Academic Health System Universitas Indonesia (AHS UI) karena penelitian sel punca yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, SpOT(K) membuahkan hasil yang menjanjikan dalam pengobatan COVID-19 derajat kritis. Hasil penelitian Prof. Ismail dan tim berhasil dipublikasikan pada 8 Juni 2021 di dalam jurnal Stem Cells Translational Medicine, yaitu jurnal yang terindeks Scopus Q1 dengan Impact Factor 6,43 (berdasarkan Journal Citation Reports 2019).

Jurnal Q1 adalah jurnal yang memiliki peringkat 25% teratas dari keseluruhan jurnal yang ada. Bahkan, jurnal Stem Cells Translational Medicine merupakan jurnal dengan peringkat 5 besar dalam bidang Developmental Biology. Yang dimaksud dengan translational medicine adalah ketika hasil temuan riset dasar diaplikasikan pada level populasi yang riil. Dengan demikian, publikasi hasil penelitian Prof. Ismail dan tim termasuk dalam publikasi yang sangat berkualitas dan diakui oleh dunia, serta sangat aplikatif.

Diakui bukan hanya karena kualitas penelitian yang begitu baik, tetapi juga karena hasil penelitian tersebut bermakna dan berpotensi sebagai terapi adjuvan COVID-19 derajat kritis. Berdasarkan hasil penelitian Prof. Ismail dan tim, terapi adjuvan sel punca mesenkimal asal tali pusat (SPM-TP) meningkatkan angka kesintasan (survival rate) pasien dengan COVID-19 derajat kritis 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan SPM-TP. Bahkan, pada pasien COVID-19 derajat kritis dengan komorbid, terapi SPM-TP ini dapat meningkatkan angka kesintasan 4,5 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak mendapatkan terapi ini. Selain meningkatkan angka kesintasan, penelitian ini juga melaporkan bahwa tidak ada pasien yang mengalami efek samping yang berbahaya setelah diberikan terapi adjuvan SPM-TP.

Hasil penelitian multicenter double-blind randomized controlled trial yang sangat menjanjikan ini adalah hasil kerja sama antara banyak pihak, di antaranya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS Universitas Indonesia (RSUI), RSUP Persahabatan (RSP), dan RSPI Sulianti Saroso (RSPISS). Ini adalah bukti bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan institusi pelayanan kesehatan adalah hal yang begitu penting. FKUI, sebagai pusat perkembangan ilmu kedokteran, membawa ide dan mengajukan penelitian yang berpotensi besar. Ide dan penelitian ini memerlukan wadah agar dapat diuji keabsahan dan kebermanfaatannya. Dalam hal ini, rumah sakitlah (RSCM, RSUI, RSP, dan RSPISS) yang menjadi wadah penelitian tersebut. Tidak hanya berhenti di sini, hasil penelitian yang didapatkan nantinya akan dikembangkan dan diterapkan pada masyarakat luas, sehingga mereka menerima manfaatnya. Dalam konteks penelitian Prof. Ismail dan tim, hasil penelitian mereka akan menjadi dasar dalam pengajuan izin edar darurat (emergency use authorization) produk SPM-TP untuk COVID-19 derajat kritis ke BPOM. Produk ini diberi nama Medicell-Cipto oleh RSCM-FKUI dan mereka bekerja sama dengan PT. Kimia Farma, Tbk.

Berita baik ini makin membuktikan pentingnya peran AHS UI dalam menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta. AHS UI akan terus mendorong anggota-anggotanya untuk terus memajukan pendidikan, mengembangkan penelitian, dan mengaplikasikannya agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

Artikel “Umbilical cord mesenchymal stromal cells as critical COVID-19 adjuvant therapy: A randomized controlled trial” dapat dibaca secara lengkap di: https://doi.org/10.1002/sctm.21-0046

 

Ditulis oleh
Asisten Manajer AHS UI