Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) telah aktif berkontribusi dalam upaya kolektif melawan pandemi COVID-19. FKUI telah mengirim anggota fakultas dan warganya untuk bekerja di garis depan pertahanan sejak awal wabah melanda. Mereka bekerja sangat keras untuk merawat pasien, baik pasien suspek maupun pasien terkonfirmasi COVID-19.
Dekan FKUI yang juga merupakan Koordinator Academic Health System UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan “Sebagai bagian dari komitmen FKUI untuk melindungi tenaga kesehatan, pada Juli 2021 FKUI mengirimkan rekomendasi kepada pemerintah untuk segera memberikan booster ketiga sebagai perlindungan yang lebih baik bagi petugas kesehatan, khususnya yang berasal dari FKUI.”
Usulan ini kemudian disetujui dan sebagai langkah awal 50 orang guru besar dan tim medis garda terdepan FKUI mendapatkan booster pada Jumat, 16 Juli 2021 di RSCM Kencana, Jakarta. Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CL dan Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Herbuwono, SpPD-KEMD, Ph.D sekaligus sebagai tanda dimulainya program penyuntikan vaksin booster untuk tenaga kesehatan nasional.
Menkes mengatakan yang divaksinasi pertama kali ini adalah para senior Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan demikian, hal tersebut diharapkan dapat diikuti oleh tenaga kesehatan lainnya tanpa ragu.
“Harapan kami kalau para senior ini yakin untuk bisa menerima vaksin booster atau vaksin yang ketiga dengan Moderna ini, seharusnya para juniornya, murid-muridnya juga bisa mengikuti (di vaksinasi) dengan segera. Jadi harapan saya segera para Nakes ini diberikan booster yang ketiga untuk bisa melindungi mereka sehingga mereka bisa bekerja dengan lebih tenang,” kata Menkes dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Sementara Prof. Aman Pulungan, salah satu Guru Besar FKUI yang selesai di vaksin booster mengaku tidak merasakan efek apapun. Ia meyakini vaksinasi booster dengan vaksin Moderna ini dapat meningkatkan kekebalan imunitas tubuh.
”Saya sangat yakin dengan vaksin Moderna, (vaksinasi) yang pertama dan kedua itu dengan Sinovac platform-nya inactivated virus, kalau ini pakai Moderna dengan platform berbeda. Jadi saya rasa ini yang paling baik,” ucap Prof. Aman.
Vaksin Moderna menggunakan platform mRNA-1273 yang berisi gen pengkode protein antigen milik virus corona jenis baru bernama Spike. Ia mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan untuk segera divaksinasi ketiga, apalagi untuk virus varian Delta ini dibutuhkan imunitas kuat, terutama saat menghadapi pasien positif COVID-19 secara langsung.
“Karena kita ini frontliner untuk Nakes jadi kita tentu harusnya lebih terlindungi karena langsung berhadapan dengan pasien positif COVID-19. Jadi kalau saya sarankan seluruh Nakes jangan ragu-ragu sesegera mungkin kalau ada kesempatan untuk dapat diimunisasi yang ketiga,” katanya.