Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama dengan Pemerintah Provinsi Banten menggelar aksi yang bertujuan untuk penanganan stunting, gizi buruk, dan kemiskinan ekstrem di wilayah Provinsi Banten. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Departemen Fisiologi dan Biofisika FKUI bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Banten.

Pejabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar dalam sambutannya menegaskan, penanganan stunting, gizi buruk, dan kemiskinan ekstrim menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi Banten. Hal tersebut, tersebar pada program kegiatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Banten, sesuai dengan apa yang telah menjadi arahan dan kebijakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

“Bapak Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan kita agar terus menangani stunting, gizi buruk, dan kemiskinan ekstrim. Pemerintah hadir, untuk kita menyelesaikannya bersama-sama.  Saya ucapkan terima kasih kepada PKK Pemprov Banten dan Dekan FKUI yang sudah mengirimkan 55 dokter anak FKUI yang tersebar di Kabupaten/Kota untuk pemeriksaan tumbuh kembang baduta (bayi dua tahun) stunting dan ibu hamil keluarga berisiko stunting di Provinsi Banten,” tutur Al Muktabar.

Kegiatan dipusatkan di Kantor Desa Banyumas, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang pada Sabtu 12 November 2022, meliputi pemeriksaan fungsi kognisi pada anak stunting usia 0-2 tahun, dan pemeriksaan kebugaran jasmani bagi ibu hamil trimester ketiga di 8 lokasi kabupaten/kota se-Provinsi Banten.

Selain kegiatan pemeriksaan kesehatan, dilakukan pula pemberian bantuan berupa benih ikan budi daya dalam ember untuk keluarga berisiko stunting, makanan sehat untuk balita stunting, dan bantuan beasiswa untuk pelajar. Selain itu, melalui kegiatan ini disalurkan pula bantuan untuk guru mengaji dan penjaga masjid/mushola, penanganan rumah tidak layak huni, penyerahan kursi roda untuk penyandang disabilitas, dan gerakan makan telur bersama untuk pemenuhan gizi.

Sekretaris Pimpinan Fakultas FKUI Dr. dr. Yuli Budiningsih, Sp.FM(K) yang turut hadir dalam kegiatan menyampaikan bahwa stunting bila tidak ditangani bisa berdampak pada peran sosial dan kemiskinan di masa depan. Pemerintah pada tahun 2024 menargetkan angka prevalensi stunting sebesar 14%, sementara saat ini di Provinsi Banten angka prevalensi stunting sebesar 24%.

“Saya optimis dengan kerja sama yang FKUI dan PKK Pemprov Banten lakukan ini target penurunan stunting 10% dapat dicapai, dengan program kerja yang baik dan promosi kesehatan yang terus dilakukan akan berdampaik positif untuk kesehatan masyarakat Banten,” tutur dr. Yuli.

Ditempat terpisah, Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan, “Terima kasih atas kepercayaan pemerintah daerah Banten yang telah melibatkan FKUI dalam kegiatan ini. Sebagai salah satu bentuk implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, kami turut semangat menanggapi permintaan seluruh pihak, khususnya pemerintah daerah dalam mendukung penanganan stunting. Untuk itu, saya mengundang seluruh pihak terkait untuk bersama-sama memerangi stunting melalui kegiatan-kegiatan berfokus pada preventif dan promosi kesehatan.”

(Humas FKUI)