Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melaksanakan audiensi dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) pada Kamis (04/07/2019), pukul 13.00-15.30 di Ruang Direksi RSKD. Pertemuan ini dihadiri oleh dekan FKUI sekaligus koordinator AHS UI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, wakil koordinator AHS UI, perwakilan dari jajaran dekanat FKUI, beberapa ketua program studi program spesialis FKUI, jajaran direksi RSKD, dan perwakilan dari masing-masing SMF di RSKD.

Pada kesempatan ini, direktur umum RSKD Prof. dr. Abdul Kadir, SpTHT-KL(K), MARS menekankan bahwa RSKD didirikan salah satunya untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan bagi FKUI sehingga beliau membuka kesempatan seluas-luasnya bagi FKUI untuk memanfaatkan sumber daya di RSKD. Menurut beliau, akan tiba saatnya dokter asing dapat berpraktik di Indonesia. Apabila Indonesia tidak meningkatkan produksi dokter yang berkualitas, maka kita dapat menjadi penonton di negeri sendiri. “Rumah Sakit Dharmais siap membantu FKUI agar dapat mencetak dokter spesialis sebanyak-banyaknya. Sayang sekali kalau dalam setahun, hanya 2-3 fellow onkologi yang diterima. Menurut saya seharusnya bisa setidaknya sepuluh,” papar Prof. Kadir.

Prof. Ari kemudian menyampaikan dukungannya agar RSKD lebih banyak terlibat pada pendidikan dan penelitian di FKUI dalam kerangka Academic Health System UI. Menurut Prof. Ari, saat ini dosen dengan NIDK (nomor induk dosen khusus) sudah memiliki hak yang setara dan bisa jadi guru besar. Kewajiban mengajar yang dibebankan selama ini sudah dijalankan staf RSKD yang terlibat dalam pendidikan profesi dan spesialis sehingga disayangkan bila tidak mendapatkan haknya. Sudah ada beberapa guru besar di FKUI dengan latar pegawai Kementrian Kesehatan.

Menurut Prof. Ari, situasi saat ini sedang baik untuk melakukan penelitian karena dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah yang semakin meningkat. RSKD bisa terlibat dalam banyak penelitian karena sudah memiliki fasilitas di bidang kanker yang memadai dan apabila sudah terdaftar sebagai dosen di FKUI, maka dapat mengafiliasi diri ke FKUI saat presentasi atau publikasi ilmiah.

Komkordik RSKD, Dr. dr. Hilman Tadjoeddin, SpPD-KHOM, menyatakan bahwa dirinya sendiri sering diundang untuk jadi narasumber atau diminta membimbing residen FKUI dan hal yang sama bisa diterapkan untuk bagian lain juga. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM menyatakan bahwa beliau selama ini mengamati bahwa mahasiswa FKUI juga memiliki ketertarikan dan antusiasme untuk mempelajari kanker. Namun waktu yang mereka dapatkan di RSKD kurang, padahal kasus yang ada di RSKD sangat banyak jumlah dan variasinya. Beliau juga menyatakan bahwa RSKD siap membantu membimbing mahasiswa FKUI untuk penelitian.

Hal ini diamini oleh Dr. dr. Nina Kemala Sari, SpPD-KGer, MPH. Menurut dr. Nina, dengan adanya payung AHS UI, dapat dibuat payung penelitian bersama di bidang kanker yang memberdayakan RSKD dan RS Jejaring Pendidikan lainnya. Penelitian dapat dilakukan mulai dari penelitian dasar hingga penelitian operasional. “Kanker merupakan salah satu kelompok penyakit yang paling banyak menguras dana di BPJS karena umumnya baru dikirim ke rujukan tersier pada stadium lanjut. Kita dapat melakukan riset untuk melihat di mana masalah sebenarnya, mungkin sistem rujukannya yang terlalu rumit atau deteksi di level primer yang kurang.”