FKUI sebagai regional office untuk Association of Academic Health Centers International (AAHCI) wilayah Asia Tenggara kembali menyelenggarakan AAHCI Southeast Asia Regional Meeting 2020 pada tanggal 18-19 November 2020.
Ini adalah pertemuan regional kedua yang diselenggarakan FKUI sejak penunjukkannya sebagai AAHCI Southeast Asia Regional Office pada tanggal 1 Juli 2018.
AAHCI adalah asosiasi institusi pendidikan kedokteran dunia yang merupakan bagian dari Association of Academic Health Centers (AAHC), sebuah organisasi nonprofit berbasis di USA yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan komunitas. Tujuan dari AAHCI adalah mewujudkan kesehatan global dengan melibatkan semua pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki setiap institusi pendidikan kedokteran.
Mengusung tema “Assessing the Adaptation Resilience of Academic Health Centers during COVID-19 Pandemic”, pertemuan ini diharapkan mampu menjadi wadah informasi dan edukasi dalam penanganan COVID-19. Setiap institusi pendidikan kedokteran saling membagikan pandangan dan pengalaman sistem kesehatan akademis negaranya dalam menghadapi perubahan politik, pendidikan kedokteran, kesehatan publik, serta pengembangan obat dan vaksin di masa pandemi ini.
Regional meeting ini terbagi ke dalam 5 sesi. Masing-masing sesi membahas topik yang berbeda, yaitu Mitigating COVID-19 during times of Political Change, Managing the Relationship between University and Teaching Hospitals in a COVID-19 Era, COVID-19 Treatment and Vaccine Development, Preparing Academic Health Centers for the Future, dan Current Practices in Populations Health at the Academic Health Center.
Total ada 21 pembicara dalam pertemuan ini. Pembicara tersebut berasal dari berbagai negara anggota AAHCI, baik regional maupun global seperti Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, China, Australia, Qatar, Uganda, dan Amerika.
Pertemuan dibuka secara daring oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB selaku Dekan FKUI dan sekaligus sebagai AAHCI SEA Regional Ambassador. “Saya merasa bangga dapat menyambut para peserta dan pembicara dari berbagai negara di AAHCI Southeast Asia Regional Meeting 2020 ini. Pelaksanaan acara secara daring ternyata tidak mengurangi antusiasme untuk berbagi pandangan dan pengalaman dalam memerangi pandemi COVID-19, terutama dari sudut pandang sistem kesehatan akademis. Saya berharap acara ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua,” tutur Prof. Ari.
Prof. Ari juga menjadi salah satu pembicara dalam regional meeting ini. Pada presentasinya, Prof. Ari menyampaikan peran sistem kesehatan akademis Universitas Indonesia dalam melawan pandemi COVID-19 melalui berbagai inovasi yang dihasilkan, terutama dalam bidang penelitian dan pendidikan.
Turut hadir pula dalam pertemuan ini, Dr. Steven Kanter selaku Presiden & CEO AACH dan dr. Agustin Kusumayati, M.Sc, Ph.D selaku Sekretaris Universitas Indonesia. Melalui sambutannya, dr. Steven dan dr. Agustin menekankan pentingnya kolaborasi antar institusi pendidikan kedokteran dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Pengajar sekaligus peneliti dari Departemen Mikrobiologi FKUI, Dr. dr. Budiman Bela, Sp.MK termasuk salah satu anggota panelis untuk topik COVID-19 Treatment and Vaccine Development bersama dengan Prof. Ooi Eng Eong Ooi, BMBS, Ph.D, FRCPath dari NUS Medical School; Dr. Adam Walczak dari University of New South Wales; dan Yingjie Xu, Ph.D dari Shanghai Jiao Tong University School of Medicine.
Melalui presentasinya, dr. Budiman menyampaikan perihal perkembangan penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan FKUI. Salah satu jenis vaksin COVID-19 yang saat ini sedang dikembangkan FKUI berasal dari DNA virus SARS-CoV-2. Keuntungan dari vaksin DNA ini adalah harganya relatif murah, mudah diproduksi, stabil bahkan dalam suhu ruangan, aman, serta mampu memicu kekebalan seluler dan humoral.
Untuk mengatasi inefisiensi dalam stimulasi respons imun yang biasa dimiliki vaksin berbasis DNA, peneliti FKUI mengembangkan ALMR, suatu peptida atau komponen protein yang memiliki kemampuan penetrasi sel sehingga dapat membantu pengantaran DNA ke dalam inti sel.
Selain DNA, FKUI juga mengembangkan vaksin menggunakan platform lain, seperti mRNA dan virus-like particle (VLP).
Selain dr. Budiman, Prof. Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp.OG(K), MPH yang merupakan AAHCI SEA Regional Ambassador dan Wakil Koordinator Academic Health System (AHS) UI juga turut berpartisipasi sebagai fasilitator untuk topik Preparing Academic Health Centers for the Future.
ditulis oleh:
(Humas FKUI)
canada drugs online
canadian prescription
prescription drugs without the prescription
rx canada
thanks…
cost of stromectol – stromectol uk buy ivermectin tablets for humans
rx online no prior prescription
viagra connect usa100mg viagra without a doctor prescription
womens viagra
FKUI’s role as the AAHCI Southeast Asia Regional Office is crucial in strengthening global health collaboration! The 2020 regional meeting brings valuable insights on adapting academic health centers during COVID-19. As we discuss resilience and innovation in healthcare, it’s also important to consider stress relief and relaxation in these challenging times.
💨 ELF BAR 10000 Puffs Disposable Vape offers a smooth and satisfying vaping experience—perfect for unwinding after long discussions on healthcare advancements. Stay informed, stay relaxed! 😌✨
reputable mexican pharmacies online
where can you buy cialis
Simulan ang saya at damhin ang adrenaline rush£¡£¡!….roulette online
tadalafil vs sildenafil
The recognition of FKUI as the Regional Office for the Association of Academic Health Centers International (AAHCI) in Southeast Asia is a significant achievement in the field of medical education and healthcare collaboration. Since its designation on July 1, 2018, FKUI has played a crucial role in bringing together leading medical institutions to enhance knowledge exchange and improve global health outcomes. The AAHCI Southeast Asia Regional Meeting 2020, held on November 18-19, marked another milestone in this journey, reinforcing the commitment to advancing medical education, research, and community health across the region.
Just as institutions like FKUI and AAHCI are committed to improving healthcare and well-being, the vaping industry continues to innovate with products that cater to adult consumers looking for alternatives. One such example is the POD SALT SHISHA Disposable Vape, which has gained popularity for its unique flavors inspired by traditional shisha. This high-quality disposable vape offers a smooth and flavorful experience, making it an ideal choice for those who appreciate the taste of classic shisha but prefer the convenience of a compact, portable device. The evolution of medical advancements and consumer technology go hand in hand, shaping the future of health, wellness, and lifestyle choices worldwide.
Just as institutions like FKUI and AAHCI are committed to improving healthcare and well-being, the vaping industry continues to innovate with products that cater to adult consumers looking for alternatives. One such example is the POD SALT SHISHA Disposable Vape, which has gained popularity for its unique flavors inspired by traditional shisha. This high-quality disposable vape offers a smooth and flavorful experience, making it an ideal choice for those who appreciate the taste of classic shisha but prefer the convenience of a compact, portable device. The evolution of medical advancements and consumer technology go hand in hand, shaping the future of health, wellness, and lifestyle choices worldwide.
best canadian online pharmacy